Selasa, 07 Desember 2010

Tipe Model simulasi

1. Model Ikonik
Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk ideal
ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai karakteristik yang sama
dengan hal yang diwakili, dan terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada
waktu yang spesifik. Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak biru) atau
tiga dimensi (prototip mesin, alat). Apabila model berdimensi lebih dari tiga dimensi
maka tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model
simbolik.
2. Model Analog (Model Diagramatik)
Model analog dapat mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah menurut waktu.
Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena kemampuannya untuk
mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog banyak
berkesusuaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif antara sifat dan klas-klas yang
berbeda. Dengan melalui transformasi sifat menjadi analognya, maka kemampuan
membuat perubahan dapat ditingkatkan. Contoh model analog ini adalah kurva
permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir.
3. Model Simbolik (Model Matematik)
Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai
perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik dapat berupa
bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah
suatu persamaan (equation).
Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Simbol persamaan
tidak saja mudah dimanipulasi daripada kata-kata, namun juga lebih cepat ditangkap
maksudnya. Suatu persamaan adalah bahasa universal pada penelitian operasional
dan ilmu sistem, dimana dipakai suatu logika simbolis.
Permodelan mencakup suatu pemilihan dari karakteristik dari perwakilan abstrak yang
paling tepat pada situasi yang terjadi. Pada umumnya, model matematis dapat
7
diklasifikasikan menjadi dua bagian. Suatu model adalah bisa statsik atau dinamik.
Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik
tunggal dari waktu. Model dinamik mampu menelusuri jalur maktu dari peubahpeubah
model. Model dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun
memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia nyata.
Pemilihan model tergantung pada tujuan dari pengkajian sistem dan terlihat jelas pada
formulasi permasalahan pada tahap evaluasi kelayakan. Sifat model juga tergantung pada
teknik permodelan yang dipakai. Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan
memperhitungkan ketidakmenentuan (uncertainty) disebut model probabilistik atau
model stokastik. Dalam mengkaji suatu sistem, model ini sering dipakai karena perihal
yang dikaji umumnya mengandung keputusan yang tidak tentu. Kebalikan dari model ini adalah
model kuantitatif yang tidak mempertimbangkan peluang kejadian, dikenal sebagai
model deterministik. Contohnya adalah model pada program linear dan PERT. Model
ini memusatkan penelaahannya pada faktor-faktor kritis yang diasumsikan mempunyai nilai eksak
dan tertentu pada waktu yang spesifik. Model probabilistik biasanya mengkaji ulang data atau
informasi terdahulu untuk menduga peluang kejadian tersebut pada keadaan sekarang atau yang akan
datang dengan asumsi terdapat relevansi pada jalur waktu.
Pada beberapa perihal, sebuah model dibuat hanya untuk semacam deskripsi matematis
dari kondisi dunia nyata. Model ini disebut model deskriptif dan banyak dipakai untuk
mempermudah penelaahan suatu permasalahan. Model ini dapat diselesaikan secara
eksak serta mampu mengevaluasi hasilnya dari berbagai pilihan data input. Apabila perbandingan
antar alternatif dilakukan, maka model disebut model optimalisasi. Solusi dari model
optimalisasi adalah merupakan nilai optimum yang tergantung pada nilai input, contohnya adalah
Non-linear programming.
Bilamana sistem telah diekspresikan pada notasi matematik dan format persamaan, timbullah
keuntungan dari fasilitas manipulatif dari matematik. Seorang analis dapat memasukkan
nilai-nilai yang berbeda dalam model matematik dan kemudian mempelajari perilaku dari
sistem tersebut. Pada pengkajian tertentu, sensitivitas dari sistem dilakukan dengan
perubahan dari input sistem itu sendiri. Bahasa simbolik ini juga membantu dalam
komunikasi karena pernyataan yang singkat dan jelas daripada deskripsi lisan.
8
3.2. Tahapan Permodelan
Permodelan diawali dengan menguaraikan seluruh komponen yang akan mempengaruhi
efektivitas dari operasi suatu sistem. Setelah daftar komponen tersebut lengkap, langkah
selanjutnya adalah penyaringan komponen mana yang akan dipakai dalam pengkajian
tersebut. Hal ini umumnya sulit karena adanya interaksi antarpeubah yang seringkali
mengaburkan proses isolasi satu peubah. Peubah yang dipandang tidak penting ternyata
mempengaruhi hasil studi setelah proses pengkajian selesai. Untuk menghindari hal ini,
diperlukan percobaan pengujian data guna memilih konponen kritis. Setelah itu,
dibentuk gugus persamaan yang dapat dievaluasi dengan mengubah-ubah komponen
tertentu pada batas yang ada.
Pada pendekatan sistem, tahap permodelan lebih kompleks namun relatif tidak banyak
ragamnya ditinjau baik dari jenis sistem ataupun kecanggihan model. Diagram alir proses
permodelan diskemakan pada Gambar 1. Permodelan abstrak menerima input berupa
alternatif sistem yang layak. Proses ini membentuk dan mengimplemetasikan modelmodel
matematik yang dimanfaatkan guna merancang program terpilih untuk
dipraktekkan di dunia nyata pada tahap berikutnya. Output utama dari tahap ini adalah
deskripsi terperinci dari keputusan yang diambil berupa perencanaan, pengendalian, dan
kebijakan lainnya. Secara berurutan penejelasan pengertian dan tata laksana tahap-tahap
permodelan abstrak adalah seperti diuraikan di bawah ini.
1. Tahap Seleksi Konsep
Tahap awal dari permodelan abstrak adalah melakukan seleksi alternatif konsepsi dari
tahap evaluasi kelayakan. Seleksi dilakukan untuk menentukan alternatif-alternatif
mana yang bermanfaat dan bernilai cukup untuk dilakukan permodelan abstraknya.
Hal ini erat kaitannya dengan biaya dan kinerja dari sistem yang dihasilkan. Interaksi
dengan para pengambil keputusan serta pihak lain yang amat terlibat pada sistem tata
ruang, adalah penting dilakukan pada tahap seleksi ini.

0 komentar: