Kerajaan Cirebon
Para pendatang ke Keraton kuno Ceribon terkadang merasa seperti dibawa ke masa lalu. Efek visual dari arsitektur istana sangat menakjubkan. Dengan model gapura dua pilar yang dramatis dan dengan penuh perhiasan menghiasi pagoda seperti pada anjungan yang dikelilingi dengan dinding tumpukan batu bata merah tanpa semen dengan sisipan lempengan dari dinasti cina Ming, menjadikan keraton Cirebon lebih seperti candi Hindu Bali dari pada surau di Jawa Tengah. Ini sebenarnya tidak mengejutkan mengingat kurun waktunya kembali kejaman Hindu Jawa di abad ke1400 an. Sesungguhnya, para peneliti percaya bahwa ada semacam rangkaian sejarah yang terputus berkenaan dengan lingkungan Kerajaaan Cirebon dimasa Hindu Jawa yang lampau.
Arsitektur Jawa Hindu dari Keraton Kasepuhan (foto R North).
Sejak jaman dahulu kala, daerah pedesaan sekitar Cirebon telah menjadi pusat kehidupan dari seniman tradisionil, suatu kenyataan yang masih terjadi sampai saat ini. Sebagai tambahan, seperti disampaikan oleh Cohen dalam artikelnya “Multiculturism and Performance in Colonial Cirebon“, ada banyak petunjuk yang mendemonstrasikan bahwa keraton adalah pusat utama kesenian yang hebat dimasa lalu. Kurang lebih di akhir abad ini kegiatan di keraton Cirebon menurun, sebagian dikarenakan kesulitan finansial yang parah. Bagaimanapun akhir akhir ini, ketiga Keraton Cirebon telah sekali lagi menjadi aktip menjaga kelanggengan kesenian Cirebon.
Secaraumum Keraton Kasepuhan adalah dianggap yang paling tua diantara tiga kerajaan Cirebon, terletak pada tempat abad 15 dari Pakung Wati, istana dari sultan Cirebon pertama, Sunan Gunung Jati. Kerajaan itu memelihara sebuah museum yang mengesankan dengan memperagakan kereta kencana, warisan keris, ukiran kayu yang mengesankan dan beberapa instrumen gamelan, dan yang paling utama dari pada itu adalah – Gong Sekati atau Sekaten yang dibunyikan dua kali dalam setahun pada salah satu pelataran dari anjungan Jawa kuno tersebut. Yayasan Keraton Kasepuhan yang di organisir oleh P.R. Nata Diningrat telah mulai meningkatkan program program untuk membantu mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Cirebon, termasuk secara periodik menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan Festival Keraton Nasional.
Pintu masuk dari tempat kediaman Sultan pada Keraton Kasepuhan (foto: R North)
Keraton Kanoman hanya berjarak beberapa langkah kaki dari Kasepuhan dan memiliki kebudayaan yang sama penting dan kunonya. Bersamaan dengan anjungan dan gapura Hindu Jawa kuno, Kanoman juga mempunyai sebuah museum yang mempertontonkan kereta kereta Cirebon kuno, Keris dan Gamelan, meskipun yang tidak boleh dilupakan, peralatan Gong Sekati tidak dipertontonkan untuk umum. Keraton Kanoman memiliki sebuah sanggar yang aktip yang diberi nama Klapa Jajar, dipimpin oleh Pangeran Agus Djoni.
Pangeran Djoni (pakai selendang kuning) sedang menari gaya tayub pada ulang tahun sanggar Keraton Kanoman, Kalpa Jajar pada tahun 2006 (foto: R North).
Justru yang terkecil dan termuda dari ketiga kerajaan Cirebon – Keraton Kacirebonan – yang telah dengan sungguh sungguh memimpin membukakan kebudayaan Cirebon yang terpendam dan yang sebelumnya tertutup hanya untuk kalangan kerajaan. Almarhum Pangeran Haji Yusuf Dendabrata, lebih dikenal dengan sebutan Elang Yusuf, dahulu adalah orang yang benar benar membangkitkan kebudayaan Cirebon. Disamping menjadi patih dan menteri kesenian kerajaan, Elang Yusuf secara pribadi dahulu aktip dalam membangkitkan kembali seni gamelan Cirebon, tari tradisional, ukiran kayu, lukisan kaca, baju batik, arsitektur gaya Cirebon, dan wayang kulit, menjadi dalang wayang kulit di istana Kacirebonan beberapa waktu sebelum meninggal di tahun 2000.
Almarhum Pangeran Yusuf Dendabrata mendemonstrasikan gerakan tari Cirebon di rumahnya di Istana Kacirebonan pada tahun 2000 (foto: Jacques Brunet).
Lurah Seni dan Patih dari Keraton Kacirebonan saat ini adalah Anak sulung dari Elang Yusuf, Pangeran Haji Tomi Dendabrata yang meneruskan jejak orang tuanya. Haji Tomi adalah pendiri Sanggar Pekan Pandan yang mana anggota anggotanya terlihat dimana mana padapagelaran pagelaran tiga keraton Cirebon, juga terlihat pada tempat tempat lain di Cirebon. Haji Tomi telah berulang kali menjadi penanggung jawab kegiatan yang melibatkan seni Cirebon, termasuk melibatkan grup Cirebon dalam Festival Kesenian Keraton Indonesia yang terdirid ari 23 kekeratonan ternama. Ia telah berperan dengan sangat aktip dalam mendapatkan dukungan resmi pada bahasa Jawa dialek Cirebon, Jawa Cerbon, pada kurikulum di sekolah lokal. Sebagai pencipta tari tradisional bergengsi, ia telah menciptakan tari keraton baru untuk kekeratonannya. Proyek Haji Tomi yang lain adalah termasuk menolong membangkitkan kembali ansambel ketiga Gong kuno; yaitu Gong Renteng, Denggung dan Gong Sekati.
Pangeran Haji Tomi Dendabrata di Istana Kacirebonan pada tahun 2006 sedang mendemonstrasikan gerakan gerakan sebuah karakter dari Wayang Golek, berasal dari Cirebon kemudian menyebar kebagaian bagian lain dari pulau Jawa (foto: R North).
Adik kandung laki laki Haji Tomi, Elang Iyan Arifudin, disamping menjadi anggota sanggar yang menyolok, telah aktip melibatkan diri dalam mendokumentasikan dan melestarikan kesenian Cirebon. Ia sekarang sedang studi tentang batik gaya Cirebon di desa batik Trusmi dan telah magang pada pedalang Keraton Kacirebonan, Ki Kurnadi. Elang Iyan telah mendapatkan pengukuhannya atau penampilan resmi pertamanya sebagai dalang pada Keraton Kacirebonan di bulan Agustus tahun 2006.
Elang Iyan sedang menyuguhkan Wayang Kulit pada Keraton Kacirebonan pada tahun 2006 (foto: R North)
sejarah MY CHEMICAL ROMANCE | for everyone |
My Chemical Romance | for everyone |
Category: | Music |
Genre: | Rock |
Artist: | My Chemical Romance |
Nama band sendiri diusulkan oleh basis Mike Way ketika membaca buku berjudul Ectassy: Three Tales of Chemical Romance, tulisan Irvine Welsh. Kini band yang diawaki juga oleh Bob Byar [drum], Frank Lero [rhythm gitar], Ray Toro [lead gitar] menjelma menjadi salah satu band papan atas di ranah rock. Mereka terbentuk September tahun 2001 di New Jersey.
MCR “nyaris” identik dengan musik yang berhubungan dengan kematian, horror dan kegelapan. Sebuah pilihan yang dari awal memang sudah mereka tonjolkan. Imej inilah yang MCR bentuk dari awal berdirinya, meski kemudian banyak kritikus musik ya menggolongkan mereka secara perlahan-lahan masuk dalam ranah emo. Tudingan sebagai “anak-anak emo” ini pernah secara kasar dilontarkan oleh band Inggris Kasabian yang menyebut MCR dengan “clowns” atau “emo kids”. Entah mengapa, Kasabian menyebut MCR sebagai satu band yang tidak punya sesuatu yang positif untuk dikatakan. Alamak, segitunya….
MCR juga pernah membatalkan beberapa konser lantaran ketika sedang menggarap video klip ‘Welcome to The Black Parade’ dan ‘Famous Last Words’ [bakal jadi single ke-2] yang digarap oleh Sam Bayer [pernah menggarap klip sukses Nirvana ‘Smells Like Teen Spirit’ dan American Idiot-nya Green Day]. Gara-garanya adalah Gerard Way cedera engkel sementara Bob Byar harus dirawat di rumah sakit karena infeksi. Untung saja dua kip yang sedang digarap sudah selesai.
MCR juga memilih menjadi band dengan basis massa ‘bawah tanah’ atau kelompok akar rumput [grassroots]. Mereka punya fans yang siap “mencaci-maki” habis-habisan dalam forum yang mereka bikin, termasuk di situs resmi mereka. Sisi positifnya adalah, MCR menolak segala atribut yang biasanya dilekatkan pada band, seperti ‘sex icon’ dan sebagainya. Fans membuat mereka menjadi “diri mereka sendiri”.
Album ketiga [yang major label] mereka The Black Parade menempatkan mereka pada tataran papan atas band pengusung alternative rock. Banyak kritikus yang menempatkan album ini sebagai ‘album paling ditunggu’ 2006. Single ‘Welcome to The Black Parade’ menjadi anthem yang wajib diputar [dan dinyanyikan]. Keberanian mempertahankan ciri “gelapnya” menjadikan My Chemical Romance sebagai ‘most wanted band’ terkini.
Avenged Sevenfold
Avenged Sevenfold
Avenged Sevenfold atau lebih dikenal sebagai A7X atau Sevenfold, didirikan oleh Zacky Vengeance (gitar) dan M. Shadows (vokal), ketika mereka masih SMA di Orange County. Kemudian mereka mengajak The Reverend Tholomew Plague (drum), dan mereka merilis demo pada tahun 1999Perilisan demo awal pada tahun 1999, sehingga ditetapkan sebagai tahun lahirnya Avenged Sevenfold. Pada tahun 2002 mereka kembali merilis Sounding The Seventh Trumpet yang sebelumnya pernah dirilis pada tahun 2001, dimulai dengan Masuknya Synyster Gates (gitar) pada trek prtama pada album Sounding the Sevent Trumpet.Lalu mereka menjalin kerjasama dengan Hopeless Records, dan merilis Waking the Fallen, dengan mengeluarkan hits Mainstream, Unholy Confessions. Album ini mendapat dukungan yang tinggi dari Rolling Stones Magazine
City of Evil (Jalan Menuju Mainstream)
Tahun 2005 , Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela , lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil dengan hits single Bat Country yg merupakan lagu metal/rock prtama yg merajai MTV TRL . mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synster Gates dan Zacky Vengeance yg benar-benar memanaskan area moshpit. Album tersebut mendapat sertifikasi gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.Tahun 2007 , mereka kembali masuk studio untuk merekam lagu terbaru mereka untuk studio album ke-5 mereka. Awal Agustus 2007 , mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka , dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali didepan publik , lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia.
Diskografi
Sounding the Seventh Trumpet (2001)
- “To End the Rapture” – 1:22
- “Turn the Other Way” – 5:37
- “Darkness Surrounding” – 4:49
- “The Art of Subconscious Illusion” – 3:47
- “We Come Out at Night” – 4:45
- “Lips of Deceit” – 4:04
- “Warmness on the Soul” – 4:19
- “An Epic of Time Wasted” – 4:20
- “Breaking Their Hold” – 1:11
- “Forgotten Faces” – 3:37
- “Thick and Thin” – 4:11
- “Streets” – 3:06
- “Shattered By Broken Dreams” – 7:06
Warmness on the Soul EP (2001) Sounding the Seventh Trumpet (2002) rilis ulang Waking the Fallen (2003)
- “Waking The Fallen” 1:44
- “Unholy Confessions” 4:45
- “Chapter Four” 5:44
- “Remenissions” 6:08
- “Desecrate Through Reverance” 5:40
- “Eternal Rest” 5:14
- “Second Heartbeat” 7:02
- “Radiant Eclipse” 6:11
- “I Won’t See You Tonight Pt. 1″ 9:00
- “I Won’t See You Tonight Pt. 2″ 4:46
- “Clairvoyant Disease” 5:01
- “And All Things Will End” 7:40
City of Evil (2005)
- “Beast and the Harlot” – 5:40
- “Burn It Down” – 4:58
- “Blinded in Chains” – 6:35
- “Bat Country” – 5:13
- “Trashed and Scattered” – 5:54
- “Seize the Day” – 5:32
- “Sidewinder” – 7:01
- “The Wicked End” – 7:11
- “Strength of the World” – 9:14
- “Betrayed” – 6:47
- “M.I.A.” – 8:46
Avenged Sevenfold Self-Titled Album (2007)
- “Critical Acclaim” – 5:14
- “Almost Easy” – 3:53
- “Scream” – 4:48
- “Afterlife” – 5:51
- “Gunslinger” - 4:11 (featuring Shanna Crooks)
- “Unbound (The Wild Ride)” (featuring Zander Ayeroff and Annmarie Rizzo) – 5:11
- “Brompton Cocktail” – 4:12
- “Lost” – 5:01
- “A Little Piece of Heaven” (featuring Juliette Commagere) – 8:00
- “Dear God” (featuring Shanna Crooks) – 6:33
Bonus tracks “Almost Easy” (Jam-Along Version) (iTunes Bonus Track) - 3:55 “Bat Country” (Live at Hammerstein Ballroom) (iTunes Pre-Order Bonus Track) - 6:04
Anggota saat ini
M.Shadows - Vokal Synyster Gates - Lead Guitar Zacky Vengeance - Rhythm Guitar Johnny Christ - Bass Guitar The Rev- Drums
Mantan Anggota
Justin Sane - Bass Gitar Dameon Ash - Bass Gitar Shattered NomiB - Basses